Ads

Showing posts with label ubudiyah. Show all posts
Showing posts with label ubudiyah. Show all posts

28 May 2018

Hal-hal yang makruh dilakukan saat berpuasa

Puasa (Shaum) bagi orang islam adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat yang sudah ditentukan.

Termasuk dalam larangan ketika berpuasa selain makan dan minum adalah bersetubuh, muntah dengan sengaja, mengeluarkan mani dengan sengaja, haid atau nifas, gila serta murtad (keluar dari islam).

Disamping beberapa larangan di atas yang jika dilakukan sudah pasti akan membatalkan puasa, masih ada beberapa hal yang apabila dilakukan hanya dihukumi makruh. Apa saja itu?

1. Berlebih-lebihan dalam berkumur dan juga beristinsyaq

Ketika berpuasa kita dimakruhkan melakukan kumur-kumur secara berlebihan dan juga menghirup air kedalam hidung atau disebut istinsyaq.
Kenapa hal tersebut makruh? Karena di khawatirkan air akan masuk kedalam mulut atau hidung sehingga masuk kedalam perut. Akan lebih baik jika lebih berhati-hati dan tidak berlebihan.

2. Ciuman atau bercumbu

Berciuman atau bercumbu adalah salah satu hal yang  dimakruhkan karena dapat menimbulkan syahwat dan merangsang keluarnya sperma bahkan bisa menjadi penyebab batalnya puasa.

3. Memandang lawan jenis secara terus menerus

Dimakruhkan memandang lawan jenis secara terus menerus dengan disertai syahwat. entah itu kepada suami atau istri dan juga kepada lawan jenis yang tidak ada hubungan apa-apa. Karena dikhawatirkan memancing nafsu syahwat dan membatalkan puasa itu sendiri.

4. Membayangkan hal jorok (jima' dan sebagainya)

Membayangkan jima' atau hubungan badan jelas akan menimbulkan nafsu syahwat dan bisa mendorong keluarnya sperma. Tidak hanya itu,  menonton film porno dan juga membaca majalah dewasa juga salah satu penyebab timbulnya syahwat.

5. Mencicipi masakan

Hal ini biasa dilakukan oleh para ibu rumah tangga ketika memasak untuk persiapan buka puasa. Namun bagaimanakah hukum tentang mencicipi makanan ketika dalam keadaan berpuasa?

Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat. Ada yang memakruhkan ada juga yang membolehkan.
Mencicipi makanan selama itu tidak tertelan maka hukumnya boleh,  namun apabila mencicipi makanan berkali-kali dan ada yang masuk kedalam perut maka hal demikian itu bisa membatalkan puasa walaupun hanya tertelan sedikit saja.
Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa mencicipi makanan adalah makruh, karena dikhawatirkan akan tertelan dan masuk kedalam perut.

6. Mencium bebauan

Kenapa demikian? Mencium bebauan atau hal-hal yang wangi adalah hal yang dimakruhkan, karena bau wangi tersebut dapat sampai ke tenggorokan kita. Hal ini lah yang menjadi penyebab dimakruhkannya mencium bebauan terutama bebauan yang menyengat.

7. Mengumpulkan ludah lalu menelannya

Hal ini juga termasuk dalam beberapa kemakruhan dalam puasa. Ini sering dilakukan ketika orang-orang tengah melakukan puasa terutama di siang hari yang begitu terik. Menelan dahak yang dkumpulkan juga sama makruhnya dengan menelan ludah yang dikumpulkan di dalam mulut.

8. Mandi dengan menyelam

Mandi dengan menyelam bahkan bisa menjadi alasan batalnya puasa,  karena apa?  Karena sedikit atau banyak ketika mandi dengan menyelam pasti akan ada air yang masuk, terutama lewat hidung dan mulut atau bahkan mungkin lewat lubang yang lain. Jadi alangkah baiknya dalam keadaan sepanas apapun jangan mandi dengan menyelam demi untuk menghindari batalnya puasa yang tengah di jalankan.

9. Tidur yang berlebihan

Memang benar dalam sebuah hadits disebutkan bahwa "tidurnya orang puasa adalah ibadah" tapi tunggu dulu, jika puasa hanya untuk digunakan tidur dari pagi hingga sore dan meninggalkan aktifitas-aktifitas lainnya seperti bekerja atau bahkan melalaikan sholat maka hal itu bukan lagi disebut ibadah,  yang ada malah akan menimbulkan dosa.
Yang dimaksud tidurnya orang puasa adalah ibadah dalam hal ini yaitu daripada berpuasa lalu digunakan untuk melihat sesuatu yang di larang, menggunjing dan atau mendengarkannya maka akan lebih baik jika digunakan untuk tidur karena akan lebih bernilai ibadah.

10. Bersiwak atau menggosok gigi

Bersiwak atau menggosok gigi adalah hal yang diperbolehkan,  namun sebagian ulama memakruhkannya jika dilakukan setelah dzuhur karena dikhawatirkan akan ada air yang tertelan atau rasa dari pasta gigi tertelan sampai ketenggorokan.
Alangkah baiknya untuk menggosok gigi dilakukan pas sehabis sahur agar lebih aman dan tidak menjadi makruh.

Jika diperinci lagi masih ada beberapa hal makruh yang dilakukan ketika puasa seperti ghibah, marah dan lain-lain.  Namun saya uraikan cukup beberapa saja. Dari uraian diatas semoga kita bisa lebih berhati-hati lagi dalam menjaga puasa kita terutama puasa dalam bulan Ramadhan.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Wallahu a'lam bisshawab

22 May 2018

Tipe-tipe orang dalam mencari ilmu

Assalamualaikum. Wr. Wb

Pagi sobat Tuwan Info, semoga sehat selalu dan dalam lindungan Allah SWT.
Di pagi yang cerah ini saya akan mencoba berbagi sedikit ilmu yang saya ambil dari kitab bidayatul hidayah tentang tipe-tipe orang dalam mencari ilmu. Tak bisa di pungkiri ilmu adalah sesuatu yang sangat penting di dunia ini, karena segala sesuatu yang didasari dengan ilmu sejatinya akan bermanfaat.

Namun seringkali kita tak sadar tentang apa sih tujuan kita dalam mencari ilmu itu sendiri.Ada yang memang murni untuk mencari ilmu, ada yang terpaksa, bahkan ada yang niatnya hanya untuk pamer, atau mencari sanjungan dari orang lain.

Nah berikut akan saya berikan beberapa klasifikasi para pencari ilmu.

Monggo di simak..

1. Mencari ilmu untuk bekal di akhirat

Orang yang demikian dalam mencari ilmu hanya bertujuan untuk mendapat ridho Allah dan juga mendapat kebahagiaan di akhirat kelak. Orang-orang yang mencari ilmu dengan tujuan demikian inilah yang termasuk dalam kategori orang yang beruntung.

2. Mencari ilmu untuk kepentingan duniawi

Orang yang seperti ini dalam mencari ilmu memiliki tujuan untuk memperolah kemuliaan, kedudukan dan juga harta. Padahal dalam hatinya ia telah menyadari tentang kejelekan niatnya dan kehinaan maksudnya,  orang-orang seperti ini termasuk dalam kategori orang yang sedang dalam bahaya.

3. Pencari ilmu yang di kuasai oleh Syetan

Mereka adalah orang yang mencari ilmu dengan tujuan semata-mata untuk kepentingan hawa nafsunya semata. Dia mencari ilmu hanya untuk mendapatkan kekayaan sebanyak-banyaknya,  mengejar kehormatan dengan pangkat yang tinggi,  dan untuk mendapat sanjungan dari banyak orang.
Orang seperti ini sudah terkena tipu daya syetan,  merasa mempunyai kedudukan yang tinggi dimata Allah SWT.
Berpakaian layaknya ulama sungguhan,  berkata layaknya mereka padahal sejatinya dia adalah orang yang rakus akan dunia. Orang yang demikian termasuk golongan orang yang binasa dan tertipu oleh syetan dan sangat kecil kemungkinannya untuk bertaubat,  karena dia merasa telah menjadi orang yang baik.

Dia telah lupa dengan firman Allah swt :

  "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan". (QS As-Shof :2)

Orang yang demikian ini juga telah di singgung oleh Rasulullah Saw dalam haditsnya :

" Ada sekelompok orang selain dajjal, yang paling aku takutkan atas kalian semua, kekhawatiran ini lebih dari kekhawatiranku terhadap dajjal, "Lalu salah seorang bertanya kepada Rasulullah saw : "siapakah mereka ya Rasulullah?"  Beliau menjawab : "Mereka adalah ulama-ulama Suu (jahat)".

Naudzubillah,  semoga kita semua tidak tergolong dalam orang-orang yang merugi dalam mencari ilmu. Niatkan lah mencari ilmu dengan tujuan-tujuan yang baik.

Mencari kebutuhan dunia itu dianjurkan, tapi seimbangkan antara dunia dan juga akhirat agar tidak berat sebelah dan terjerumus dalam tujuan yang kurang mulia.

Cukup sekian ulasan kecil dari saya,  semoga bisa bermanfaat bagi kita semua dalam mencari dan juga mengamalkan ilmu di dunia ini.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

16 May 2018

Adab ketika berpuasa

Puasa,  puasa adalah salah satu kegiatan yang tidak asing bagi kita seorang muslim,  ada berbagai macam puasa,  ada puasa sunah, puasa wajib,  bahkan puasa nadzar.

Berbicara mengenai puasa, banyak diantara kita yang belum tahu tentang beberapa perkara yang harusnya kita hindari meskipun hal tersebut tidak menggugurkan sahnya puasa,  gunanya untuk apa?  Yang pasti agar ibadah puasa kita bisa sempurna dimata Allah SWT.

Ada beberapa perkara yang dapat merusak pahala puasa, diantaranya adalah :

1.) Memelihara mata dari melihat sesuatu yang tidak disukai oleh Allah,  atau melihat suatu kemaksiatan

2.) menjaga lisan dari perkataan-perkataan yang bisa menyakiti orang lain, menggunjing dan atau perkataan yang tidak faedahnya

3.) Memelihara telinga dari mendengarkan hal yang tidak berguna, atau mendengar sesuatu yang diharamkan lleh Allah.
Sebab, orang yang mendengarkan barang haram maka hukumnya akan sama sebagimana orang yang mengucapkannya.

4.) berhati-hatilah dalam berbuka puasa.  Hendaklah mencari makanan dan minuman yang halal,  jangan sampai memakan makanan yang haram.

5.) jangan memperbanyak makan dan minum di kala berbuka,  meskipun itu dengan barang yang halal,  karena hal yang berlebihan adalah hal yang tidak disukai oleh Allah,  dan juga apabila hal demikian itu dilakukan maka tidak ada bedanya dengan kita berpuasa atau tidak berpuasa.

Orang yang berpuasa hendaklah menjaga anggota badan dari segala perbuatan yang dilarang oleh agama, seperti mencegah makan dan minum,  dan memelihara kemaluan.

Rasulullah saw bersabda :

"ada lima perkara yang dapat membatalkan (pahala) puasa, yaitu bohong,  mengumpat, mengadu domba, bersumpah palsu, dan melihat sesuatu disertai syahwat"

Disamping itu Rasulullah juga pernah bersabda :

"sesungguhnya Puasa adalah penangkal api neraka,  maka apabila seseorang diantara kamu sedang melakukan puasa hendaklah menjauhi diri dari percakapan dan perbuatan yang kotor, yang tak disertai ilmu. Apabila ada seseroang yang mengajak bertengkar, maka katakanlah kepadanya "aku sedang berpuasa" "

Setelah mengetahui maksud dan tujuan puasa, hendaklah mengamalkan hal-hal yang baik agar puasa yang kita lalui terutama dibulan Suci Ramadhan tidak sia-sia hanya untuk menahan lapar dan dahaga semata.

Semoga bermanfaat untuk kita semua dan semoga puasa Ramadhan kali ini diberi kelancaran dan barokah oleh Allah SWT.  Aamiinn

Referensi : Kitab Bidayatul Bidayah

15 May 2018

Cara Sambut Ramadhan menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Beragam cara dilakukan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sebagian orang mengunjungi kedua orang tua. Sebagian lain menziarahi makam para kiai, orang tua, atau kerabat yang lebih dahulu berpulang ke rahamtullah. Sementara Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyarankan sejumlah hal dalam menyambut Ramadhan.

Pada bulan Sya’ban, Syekh Abdul Qadir menyarankan umat Islam untuk memperbanyak shalawat nabi. Pasalnya, Sya’ban adalah bulan Rasulullah SAW. Umat Islam seyogianya bertawasul melalui Rasulullah SAW agar Allah membersihkan batinnya dari pelbagai penyakit, yaitu riya, ujub, takabbur, dengki, dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam menyongsong bulan Ramadhan, Syekh Abdul Qadir menganjurkan umat Islam untuk meninggalkan segala perbuatan dosa dan segara melakukan tobat kepada Allah sebagai keterangan berikut ini:

وقد قال صلى الله عليه وسلم "من صلى عليّ واحدة صلى الله عليه عشرا" فينبغي لكل مؤمن لبيب أن لا يغفل في هذا الشهر بل يتأهب فيه لاستقبال شهر رمضان بالتطهر من الذنوب والتوبة عما فات وسلف فيما مضى من الأيام فيتضرع إلى الله في شهر شعبان ويتوسل إلى الله تعالى بصاحب الشهر محمد صلى الله عليه وسلم حتى يصلح فساد قلبه ويداوى مرض سره ولا يسوف ويؤخر ذلك إلى غد

Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang bershalawat sekali untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.’ Oleh karena itu, seorang Mukmin yang pandai tidak abai pada bulan ini (Sya’ban). Bahkan ia harus mempersiapkan diri pada bulan ini untuk menyambut bulan Ramadhan dengan bersuci dari dosa dan bertobat atas kebaikan yang luput pada hari-hari yang lewat. Ia seyogianya tunduk kepada Allah di bulan Sya’ban dan bertawasul melalui Rasulullah, pemilik bulan Sya’ban sehingga ia dapat memperbaiki kerusakan batinnya dan mengobati sakit secara rohani tanpa menunda dan menangguhkan sampai besok,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 246).

Syekh Abdul Qadir menganjurkan pertobatan dan peribadatan segera tanpa menunda-nunda. Ia menyarankan agar umat Islam segera mengisi waktunya dengan kebaikan. Pasalnya, tidak ada jaminan panjang usia sampai esok hari.

لأن الأيام ثلاثة أمس وهو أجل واليوم وهو عمل وغدا وهو أمل فلا تدري هل تبلغه أم لا؟ فأمس موعظة واليوم غنيمة وغدا مخاطرة

Artinya, “Hari-hari hanya tiga. Kemarin adalah waktu yang sudah selesai. Hari ini adalah waktu beramal. Esok adalah angan-angan. Kau tidak tahu apakah kau akan mengalami esok hari atau tidak? Kemarin adalah nasihat. Hari ini adalah ghanimah (amal kebaikan). Besok adalah pertaruhan,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 246).

Demikian persiapan yang dianjurkan oleh Syekh Abdul Qadir dalam menyambut bulan Ramadhan. Persiapan ini diharapkan dapat membimbing seseorang di dalam adab menyongsong Ramadhan. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Sumber : nu online

14 May 2018

Tiga Persiapan Penting Menyambut Bulan Ramadhan

Untuk menyambut Ramadhan, bulan yang dipenuhi dengan rahmat dan karunia Allah, kita harus mengadakan persiapan-persiapan yang dianggap perlu dan bermanfaat, terutama dalam meningkatkan takwa kepada Allah ﷻ. Persiapan-persiapan itu antara lain:

Persiapan Pertama

Hendaknya kita mengadakan atau memprakarsai kegiatan ceramah di akhir bulan Sya’ban untuk menyambut bulan Ramadhan. Ceramah itu bisa dilakukan di majelis ta’lim dan tempat-tempat pengajian, atau pengarahan-pengarahan singkat untuk keluarga kita masing-masing.

Dalam ceramah itu dijelaskan berbagai bimbingan bagi jamaah atau keluarga kita, agar dapat mengisi bulan yang penuh berkah itu dengan amal ibadah yang diridhai oleh Allah ﷻ. Jangan sampai terjadi, bulan yang teramat agung itu berlalu begitu saja, tanpa meninggalkan kesan yang mendalam yang dapat meningkatkan ibadah dan amal shaleh kita kepada Allah ﷻ.

Ceramah pengarahan menyambut bulan Ramadhan ini dilakukan Nabi di depan para sahabatnya, dengan menyampaikan ceramah singkat mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan tuntunan Ramadhan. Agar kita semua dapat mengambil manfaat dari pengarahan Rasul ﷺ tersebut, berikut ini dicantumkan ceramah beliau dengan lengkap:

أَيُّهَا الَّناسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُباَرَكٌ، شَهْرٌ فِـيْهِ لَيْلَةٌ  خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ جَعَلَ اللهُ صِياَمَهُ فَرِيْضَةً وَ قِياَمَ لَيْلَهُ تَطَـوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِـيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِـيْماَ سِوَاهُ  وَمَنْ أَدَّى فِـيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِـيْمَا سِواَهُ  وَهُوَ شَهْرُ الصَّـبْرِ  وَالصَّـبْرُ  ثَـوَابُهُ الْجَنَّةُ وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ وَ شَهْرٌ يَزْدَادُ فِـيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِـيْهِ  صَائِماً كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ  وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ وَ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ قَالُوْا لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ،  فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَن فَطَّرَ صَائِماً عَلىَ تَمْرَةٍ  أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ  أَوْ مذَقَّةِ  لَبَنٍ وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتــْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ  لَهُ  وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ وَاسْتَكْثَرُوْا فِـيْهِ مِن أَرْبَـعِ خِصَالٍ : خَصْلَتَيْنِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا ربَّكُمْ وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غِنىَ  بِكُمْ عَنْهُمَا فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتاَنِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا ربَّكُمْ فَشَهَادَةُ  أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَ تَسْتَغْفِرُوْنَهُ  وَأَمَّا اللَّتاَنِ  لاَ غِنىَ بِكُمْ عَنْهُمَا فَـتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ  وَ تَـعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ وَ مَنْ أَشْبَعَ فِـيْهِ صَائِماً سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً  لاَ يَظْمَأُ حَتَى يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ

“Wahai manusia, sesungguhnya telah menaungi kamu bulan yang agung dan penuh berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada bulan itu, Allah menjadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan qiyam atau shalat di malam harinya sebagai ibadah sunnah. Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebajikan, maka nilainya sama dengan mengerjakan kewajiban di bulan lain. Siapa yang mengerjakan suatu kewajiban dalam bulan Ramadhan tersebut, maka sama dengan menjalankan tujuh puluh kewajiban di bulan lain. Ramadhan itu adalah bulan kesabaran; sedangkan ketabahan dan kesabaran, balasannya adalah surga. Ramadhan adalah bulan pertolongan, pada bulan  itu rizki orang-orang mukmin ditambah. Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang  yang berpuasa di bulan itu, maka ia akan diampuni dosanya, dibebaskan dari api neraka.  Orang itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Sedangkan pahala puasa bagi orang yang melakukannya, tidak berkurang sedikitpun. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kami tidak semua memiliki makanan untuk berbuka bagi   orang lain”. Bersabda Rasulullah ﷺ: “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberikan sebutir kurma, atau seteguk air, atau seteguk susu”. Dialah Ramadhan, bulan yang permulaannya dipenuhi dengan rahmat, periode pertengahannya dipenuhi dengan ampunan dan maghfirah, pada periode terakhirnya merupakan pembebasan manusia dari azab neraka. Barang siapa yang meringankan beban pekerjaan pembantu-pembantu rumah tangganya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Oleh karena itu dalam bulan Ramadhan ini, hendaklah kamu sekalian dapat meraih empat bagian. Dua bagian pertama untuk memperoleh ridha Tuhanmu dan dua bagian lain adalah sesuatu yang kamu dambakan. Dua bagian yang pertama ialah bersaksi dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan hendaklah memohon ampunan kepada-Nya. Dua bagian yang kedua yaitu kamu memohon (dimasukkan ke dalam) surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang memberi minuman kepada orang yang berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari telagaku, suatu minuman yang seseorang tidak akan merasa haus dan dahaga lagi sesudahnya, sehingga ia masuk ke dalam surga”. (Hadits Dhaif, Riwayat Ibnu Khuzaimah: 1780, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman: 3455. redaksi hadits di atas riwayat Ibn Khuzaimah).

Meskipun sebagian ahli menyebut hadits ini berstatus dhaif, karena berkaitan dengan fadhailul a’mal (keutamaan amal), maka masih bisa ditoleransi. Beberapa keterangan yang disebutkan hadits ini, banyak persamaan yang disebutkan hadits yang lebih sahih. Imam Ahmad bin Hambal menyampaikan pernyataan mengenai hadits dhaif, beliau berpandangan:

الْحَدِيْثِ الضَعِيْفُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ الرَأْيِ

“Hadits yang dhaif lebih aku cintai dari al-Ra’yu (pendapat akal seseorang)”.

Dalam kalimat yang lain, beliau berpendapat:

الْعَمَلُ بِالْحَدِيْثِ الضَّعِيْفِ أَوْلَى مِنَ الْقِيَاسِ

“Beramal dengan hadits yang dhaif lebih utama dari menggunakan qiyas (analogi)”.

Hadits ini dimuat juga dalam kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama terkenal, antara lain: Muhammad Yusuf al-Kandahlawi dalam kitab Hayah al-Shahabah, III/400–401, Imam al-Munzdiri dalam kitab al-Targhib wa al-Tarhib, I/16–17, Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Baz dalam kitab Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, XV/44–45. Prof. Hasbi al-Shiddiqi dalam Pedoman Puasa.

Persiapan Kedua

Persiapan yang kedua adalah dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban, yaitu bagi mereka yang sebelum datangnya bulan itu telah membiasakan puasa sunnah. Namun demikian satu atau dua hari menjelang masuknya bulan Ramadhan dilarang melakukan puasa sunnah, kecuali bagi mereka yang sudah membiasakannya.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “Rasulullah ﷺ biasa mengerjakan puasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan beliau biasa tidak berpuasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Akan tetapi aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan Sya’ban”. (Hadits Shahih, riwayat Bukhari: 1833 dan Muslim: 1956. teks hadits riwayat al-Bukhari).

Mengenai larangan puasa sunnah satu atau dua hari menjelang masuk Ramadhan, kecuali bagi mereka yang telah membiasakannya, disebutkan dalam hadits Nabi ﷺ:

لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ

“Jangan kamu dahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali bagi seseorang yang mempuasakan puasa tertentu, maka ia boleh meneruskan puasanya”. (Hadits Shahih, riwayat Bukhari: 1781 dan Muslim: 1812. teks hadits riwayat al-Bukhari).

Persiapan Ketiga

Persiapan selanjutnya adalah menyambut bulan Ramadhan dengan “tahni’ah”, yaitu menggembirakan umat Islam dengan kedatangan bulan itu yang penuh rahmat. Rasulullah bertahni’ah menyambut bulan Ramadhan dengan sabdanya:

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun.” (Hadits Shahih, Riwayat al-Nasa`i: 2079 dan Ahmad: 8631. dengan redaksi hadits dari al-Nasa’i).

Ibadah puasa Ramadhan merupakan amal yang istimewa, karena ibadah yang lain adalah untuk dirinya sendiri, sedangkan ibadah puasa adalah milik Allah ﷻ. Dalam melaksanakan puasa diharapkan tidak hanya dapat meninggalkan makan, minum dan segala yang membatalkannya, akan tetapi harus dapat menjaga diri dari segala perbuatan yang tercela. Puasa itu diharapkan dapat membentuk sikap mental kita, menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah dan beribadah dengan penuh keikhlasan.

Dalam berpuasa, manusia muslim dibentuk agar dapat meningkatkan kesabaran, ketabahan, peningkatan daya tahan mental dan fisik. Rasa haus dan lapar dikala berpuasa, dapat meningkatkan solidaritas sosial terhadap orang-orang miskin yang ditimpa kesulitan, dan anak-anak yatim yang terlunta-lunta. Mengenai keutamaan ibadah puasa dan keharusan bersikap sabar, disebutkan dalam hadits Qudsi:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Setiap amal seorang manusia adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasan kepadanya. Puasa itu adalah perisai, karena itu apabila salah seorang di antaramu berpuasa, janganlah mengucapkan perkataan yang buruk dan keji, jangan membangkitkan syahwat dan jangan pula mendatangkan kekacauan. Apabila ia dimaki atau ditantang seseorang, maka katakanlah: Aku sedang berpuasa,..”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1771).

KH Zakky Mubarak, Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Sumber : nu online

14 April 2018

Adab bangun tidur

Bagi kita kaum muslimin,  sudah seyogyanya segala hal dalam hidup ini harus dilakukan dengan adab dan tata cara yang benar, termasuk dalam sepele seperti bangun dari tidur.

   Apabila kalian hendak bangun tidur, usahakan bangun sebelum terbit fajar dan jadikanlah dzikir di hati atau dilisan sebagai hal pertama yang dilakukan.

Setelah itu bacalah :

الحمد لله الذي احيانا بعد ما اماتنا واليه النشور

"Segala puji milik Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepadaNya kami akan kembali"

Apabila engkau hendak memakai pakaian,hendaklah diniatkan untuk mematuhi perintah Allah,yaitu untuk menutup aurat.

Janganlah  sekali-sekali engkau memakai pakaian berniat untuk pamer, kalau ini terjadi maka engkau akan menderita kerugian.

Wallahu a'lam

Kegunaan lain Tombol Power pada Smartphone

Yosh.. jumpa lagi gaes dengan Tuwan info. Ya disini saya akan mencoba membahas mengenai kegunaan lain dari tombol power yang ada pada smart...