Ads

8 June 2018

Tak Bermaksud Membunuh, Irfan Minta Maaf ke Keluarga Begal

Jakarta, Muhammad Irfan Bahri (20), alumnus Pesantren Darul Ulum, Pamekasan, Madura, Jawa Timur meminta maaf kepada keluarga begal yang terbunuh olehnya dengan terbata-bata sembari meneteskan air mata.

“Kepada pihak korban yang meninggal atau yang masih ada di kantor polisi, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya tidak bermaksud untuk membunuh,” kata Irfan dalam Program AIMAN episode Bimbang, Status Korban Begal yang tayang di Kompas TV, Senin (4/6).

Irfan menyatakan bahwa dirinya tidak pernah diajarkan guru-guru pesantrennya untuk mempunyai rasa dendam. "Saya di pondok diajari bukan untuk membenci atau dendam, tetapi saya diajari untuk rendah hati dan tetap punya harga diri,” jelasnya.

loading...

Pada kesempatan tersebut, Irfan mengaku akan mendoakan keluarga begal sekalipun dirinya pulang ke pesantrennya, di Madura.

Jadi saya pasti akan mendoakan pihak keluarga yang meninggal itu, meskipun saya pulang ke Madura,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, Irfan dan sepupunya, Ahmad Rofik menjadi korban dua begal saat keduanya sedang menikmati pemandangan di jembatan layang Summarecon, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/5) itu.

Handphone Rofik dirampas, sementara Irfan dibacok. Irfan yang mempunyai keterampilan silat tidak tinggal diam, saat dirinya akan dibacok kembali, ia melawan balik. Duel antara Irfan dan dua begal terjadi hingga ia berhasil merebut celurit milik pelaku dan membacok kedua pelaku begal. Dua begal menyerah dan handphone kembali ke tangan Rofik.

Akibat kejadian itu, Irfan menerima enam luka karena sabetan celurit pelaku dan puluhan jahitan di bagian lengan, punggung, paha, jari, dan pipi.

Sementara kedua pelaku begal, Aric Saifulloh meninggal dunia akibat sabetan celurit dan Indra Yulianto mengalami luka parah dan mendapatkan perawatan dari RS Anna Medika, kemudian dipindhakan ke RS Kramat Jati.

Irfan tidak menyandang status tersangka meskipun salah satu begal terbunuh. Status Irfan adalah bela paksa dan secara hukum tidak dipidana karena hanya berusaha membela diri. Sebaliknya, Irfan dan Rofik mendapat penghargaan dari Polres Bekasi Kota karena tindakannya dianggap membantu polisi memberantas kejahatan.

"Ini dilakukan untuk memberikan apresiasi atas keberanian dan kemampuannya melawan kejahatan. Kejahatan yang dilawannya ini bukan main-main, ini perampokan," kata Kapolres Indarto di Lapangan Mapolres Metro Bekasi Kota, Kamis (31/5). (Husni Sahal/Fathoni)

Sumber nu.or.id

Austria akan menutup tujuh masjid dan mengusir beberapa imam masjid

Austria telah mengumumkan akan menutup tujuh masjid dan mengusir sejumlah imam masjid di negara itu yang didanai oleh negara-negara asing.
Kanselir Austria, Sebastian Kurz, mengatakan pada Jumat (08/06) langkah itu diambil sebagai tindakan tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai "aktivitas politik Islam", seperti dilaporkan kantor berita AFP.
"Segala kegiatan yang terkait dengan politik Islam dan gerakan radikal tidak akan mendapat tempat di Austria," kata Kurz.

loading...

Keputusan ini diambil pemerintah Austria setelah tim otoritas urusan agama melakukan penyelidikan independen di sejumlah masjid di ibu kota Wina yang pendanaannya dilaporkan didukung oleh Turki.
Penyelidikan itu antara lain menyasar foto-foto yang memperlihatkan kegiatan anak-anak muda yang mengenakan kemeja mirip tentara Turki dalam sebuah acara internal di sebuah masjid di Wina.

Menurut tim peneliti, foto-foto itu - yang kemudian diterbitkan mingguan Falter - menggambarkan mereka terlibat semacam pertunjukan drama mengenai kemenangan rezim Ottoman Turki dalam pertempuran Gallipoli selama Perang Dunia I.
Dalam foto-foto yang diterbitkan awal tahun ini terlihat pula adegan ketika beberapa tentara Turki itu tewas dan kemudian ditutup dengan bendera Turki.
Anak-anak itu juga terlihat melakukan aktivitas baris-berbaris, menghormati, serta melambaikan bendera Turki.
Dilaporkan masjid itu dikelola oleh Asosiasi Budaya Turki-Islam atau ATIB, yang berpusat di kota Koln Jerman, dan merupakan cabang dari direktorat urusan agama Turki, Diyanet.
ATIB sendiri menyatakan mengutuk segala aktivitas yang terekam dalam foto-foto itu dan "sangat menyesalkannya".

Sumber Tribunnews.com

Ini Kronologi Tewasnya Pengemudi di Tol Cikampek karena Lemparan Batu

JAKARTA - Saeful Mazazi (43) tewas tertimpa batu saat mengemudikan Toyota Calya di ruas jalan Tol Cikampek, Jawa Barat, Selasa (5/6/2018).

Kapolsek Pondok Gede Kompol Suwari mengatakan, kejadian ini bermula ketika Saeful mengemudikan mobilnya dari arah Jakarta menuju Cikampek sekitar pukul 04.00.

Setiba di kilometer 6,3, Kelurahan Jatiwaringin, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, ada batu jatuh dari jembatan penyeberangan orang.

"Batu tersebut mengenai bagian depan mobil korban," ujar Suwari, Jumat (8/6/2018).

loading...
Setelah tertimpa batu, Saeful masih mampu menepikan mobilnya. Tidak lama kemudian Saeful meninggal dunia karena mengalami luka pada bagian dada sebelah kiri dan dagu diduga akibat lemparan batu tersebut. Saeful kemudian dilarikan ke RSUD Bekasi untuk dilakukan visum.

Menurut Suwari, tak hanya mobil Saeful yang tertimpa batu. Ada mobil lain, Toyota Avanza yang juga menjadi korban pelemparan batu.

Kejadian pelemparan batu di Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini viral di media sosial. Seorang pengguna Instagram dengan akun @kangsyibro membagikan ceritanya yang tertimpa batu saat melaju di jalan tol tersebut. Batu itu menimpa atap dan juga kaca depan mobilnya.
Beruntung ia masih bisa menepi. Tak jauh dari tempatnya menepi, ada sebuah mobil yang belakangan juga diketahui terkena jatuhan batu tersebut. Mobil tersebut berhenti di tengah jalan.
Setelah didatangi petugas derek, seorang perempuan keluar dari dalam mobil tersebut.

Perempuan itu meminta tolong petugas untuk membantu suaminya yang tak lain adalah Saeful yang mengemudikan mobil tersebut. Sang suami kemudian meninggal dunia akibat batu tersebut.

Sumber Tribunnews.com

7 June 2018

Cerita Para WNI Berpuasa di Eropa

Menjalani ibadah puasa di negeri orang, pasti memberikan nuansa dan pengalaman yang berbeda.

Di Indonesia, umat muslim berpuasa selama sekitar 13-14 jam, dimulai sekitar pukul 04.00 dan berakhir sekitar pukul 18.00.

Lalu, bagaimana dengan puasa di negara lain, seperti di negara-negara Eropa yang durasi siangnya relatif lebih panjang?

Berikut ini dua kisah dari para WNI yang saat ini tengah berada di Eropa...

Polandia

Umi Hani, merupakan seorang mahasiswa asal Indonesia yang tengah menempuh pendidikan S2 di Jurusan Molecular Biotechnology, Jagiellonian University, Polandia.

Tahun ini adalah tahun keduanya berpuasa di Polandia, tepatnya di Kota Lodz dan Kraków.

Seperti 2017, puasa pada 2018 ini juga jatuh pada musim semi menjelang musim panas.

“Musim spring menjelang summer gini, panasnya bukan main mataharinya. Ini 20 hari full panas banget, suhunya bisa sampai 30 derajat, tapi rasanya udah panas banget di sini,” ujar Hani, saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (7/6/2018).

Ibadah puasa di sana berlangsung selama 18-19 jam.

Hal itu tentu berdampak pada rutinitas ibadah lainnya, seperti dekatnya jarak antara shalat tarawih dan makan sahur.

“Jadi masuk Isya itu jam setengah 11 (malam) lewat, terus shalat tarawih. Setelah itu mau tidur nanggung, jadi ya disambi buat belajar, sampai jam 1 lalu prepare buat sahur,” ujar Hani.

Menjalani puasa jauh dari Tanah Air memberikan kesan tersendiri bagi Hani.

Banyak hal yang ia rindukan. Misalnya ibadah bersama keluarga, makanan takjil, dan merindukan suara adzan.

“Di sini sahur, sahur sendiri. Takjil enggak ada, kalau pengin ya buat sendiri. Adzan apalagi, cuma lihat jadwal buka puasa via HP,” kata Hani.

Meski demikian, pengalaman dua tahun ini, membuatnya merasa bersyukur dilahirkan di Indonesia karena memiliki waktu puasa yang stabil dan tidak terpengaruh musim.

“Ngalamin puasa 19 jam, jadi bikin makin menghargai waktu dan semangat dalam menjalaninya,” kata Hani.

Menjadi minoritas dan menjalankan ibadah puasa di negeri orang, menurut Hani, banyak yang tidak tahu tentang ibadah yang tengah dijalankan umat muslim di bulan Ramadhan ini.

“Toleransi lebih ke cuek sih ya, maksudnya enggak banyak yang tahu kita lagi puasa. Kecuali teman- teman dekat saja. Jadi ya mereka biasa aja makan minum di depan kita,” kata dia.

Inggris

Cerita juga datang dari Anggita Mega Mentari, mahasiswa asal Indonesia yang tengah menyelesaikan pendidikan S2 di Lancaster University, Inggris.

Pada 2017, Ramadhan di Inggris jatuh pada musim panas sehingga waktu berpuasa lebih lama.

“Di waktu summer, matahari terbit sangat awal (jam 3 atau 4 pagi) dan tenggelam sangat lambat (sekitar pukul 21.30). Jadi memang hari terasa sangat panjang sewaktu musim panas, dan puasa jatuh di musim ini,” kata Mega.

Suhu rata-rata saat musim panas di Inggris berkisar 18-20 derajat celcius dari sebelumnya 5 derajat pada musim semi.

“Memang terkesan jadi cobaan tingkat tinggi karena kebetulan Inggris sedang dalam fase terik dan panas tapi justru harus berpuasa, terlebih bagi orang Indonesia yang biasanya jam 6 sore  sudah berbuka ya,” ujar Mega.

Mega menceritakan, ibadah puasa dijalaninya selama 18-19 jam, dimulai dari imsak pukul 03.00 dan berakhir pada 21.00 atau 22.00.

Setelah berbuka puasa, ia bersama teman-teman muslimnya berkegiatan di ruang ibadah yang disediakan kampus. Kegiatan itu di antaranya mengaji dan melaksanakan shalat tarawih bahkan hingga makan sahur.

“Memang dilematis ketika pulang ke apartemen saja sudah jam setengah 1 pagi. Lalu jam 3 sudah imsak. Alhasil memang mayoritas mahasiswa muslim di Lancaster pasca tarawih tidak tidur lagi sembari menunggu waktu sahur,” ujar Mega.

Dekatnya waktu berbuka puasa dan makan sahur menyebabkan kondisi perut masih kenyang.

Untuk mengatasi hal itu, Mega mengaku hanya makan makanan kecil atau susu saat sahur.

Rutinitas Ramadhan yang sedemikian rupa berpengaruh terhadap waktu tidur dan istirahat yang dimiliki.

“Setelah imsak dan sholat subuh, baru saya tidur dan bangun sekitar jam 12 siang. Pada saat itu, kurang lebih Zuhur jam 2 siang. Jadi tidur pagi hari habis imsak sangat aman karena tidak menabrak waktu shalat,” kata Mega.

Sumber kompas.com

Diculik 30 Tahun Lalu, Wanita Ini Bertemu Lagi dengan Orangtuanya

BEIJING, Seorang perempuan asal China yang diculik semasa kecil akhirnya bisa menemukan orangtua kandungnya setelah mencari selama 30 tahun.

Lin Zhenqin, kini 39 tahun, tak bisa menahan air mata saat tiba di bandara Liupanshui, Guizhou, wilayah selatan China, bulan lalu.

Di bandara itu Lin memeluk erat ayah dan ibu kandungnya yang tak dilihatnya selama tiga dekade terakhir masa hidupnya

Lin, dulu bernama Yang Faqin, diculik saat berusia sembilan tahun sebelum diadopsi sebuah keluarga yang tinggal di sebuah kota yang berjarak 1.400 kilometer dari kampung halaman Lin.

Lin lahir di Liupanshui, provinsi Guizhou tetapi menghabiskan sebagian besar hidupnya bersama keluarga barunya di Putian, provinsi Fujian. Demikian laporan stasiun televisi CCTV.

CCTV melaporkan Lin diculik para penyelundup manusia pada 1988, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut terkait penculikan itu.

Meski Lin tak bisa mengingat masa kecilnya di Liupanshui, dia mengetahui bahwa dirinya diadposi dan tak pernah berhenti berharap bisa bertemu orangtua kandungnya.

"Masalah ini terus mengganggu saya. Saya selalu ingin bertemu dengan orangtua saya," kata dia.

Setiap kali bertemu orang yang berasal dari provinsi Guizhou, Lin selalu bertanya tentang keluarga yang kehilangan anak mereka di masa lalu.

Peruntungan Lin berubah bulan lalu ketika dia pindah ke kota Foshan di provinsi Guangdong dan bekerja di sebuah salon kecantikan.

Setelah dia menceritakan kisahnya kepada seorang pelanggan, sang pelanggan malah mendorong Lin untuk melapor ke kantor polisi.

Pada 15 Mei lalu, Lin akhirnya melapor ke Biro Keamanan Publik Foshan cabang Nanhai untuk melaporkan masalahnya.

Petugas kemudian mengambil sampel darah dan mengirimkannya ke sebuah laboratorium DNA.

Polisi kemudian membandingkan sampel darah Lin dengan semua sampel darah yang disimpan di database DNA nasional China.

Sepekan kemudian, polisi berhasil menemukan pasangan suami istri berusia lanjut yang cocok dengan sampel DNA milik Lin.

Mereka kemudian dipertemukan lewat sebuah video chat dan lewat percakapan itu semakin terang bahwa pasangan usia lanjut itu adalah orangtua kandung Lin.

Dalam percakapan itu, Lin menanyakan apakah mereka mengingat saat-saat dia diculik. Saat itu Lin mengenakan sepasang sepatu bot Wellington berwarna merah.

"Ayahmu ingat semuanya," kata si perempuan tua itu.

Sejalan dengan pembicaraan itu, semakin banyak detil terungkap dan kedua pihak yakin bahwa mereka memang satu keluarga.

Pada 26 Mei, dengan bantuan kepolisian di kedua daerah, Lin akhirnya bisa bertemu orangtuanya.

Pertemuan mereka amat mengharukan diwarnai tangis bahagia yang menghapus kesedihan selama 30 tahun.

"Kami amat bahagia bisa bertemu. Orangtua saya amat bahagia. Kami berterima kasih kepada polisi yang membantu pertemuan kembali setelah 30 tahun ini," kata Yang Faxiang, saudara laki-laki Lin.

Penculikan anak-anak merupakan masalah serius di China terutama di kawasan pedesaan.

Menurut laporan situs berita Caijing, pada 2016 sekitar 200.000 anak-anak dilaporkan hilang.

Di antara mereka hanya sekitar 200 orang atau 0,1 persen yang bisa menemukan kembali orangtua kandungnya.

Sumber kompas.com

30 May 2018

7 Kebiasaan Makan Tak Sehat Selama Puasa

Selain menahan lapar dan haus, puasa tentu memiliki banyak manfaat dalam kesehatan, salah satunya adalah meningkatkan kinerja sistem pencernaan dalam tubuh kita.

Namun, kebiasaan makan yang buruk di bulan puasa, serta kesalahan dalam memilih makanan berbuka dan sahur, malah dapat menghilangkan manfaat puasa terhadap kesehatan.

Apa saja kebiasaan makan yang harus kita hindari selama puasa?

1. Buka dan sahur dengan junk food

Mengisi perut saat bulan puasa, terutama saat sahur dan berbuka, memang diharuskan. Namun, banyak orang yang mengisinya dengan sirup tinggi fruktosa, MSG (untuk penyedap rasa), natrium berlebih, dan minyak yang dapat menyumbat jantung.

Walau sedang terburu-buru, banyak pilihan yang sehat dan halal, yang tentunya sangat baik untuk berbuka puasa. Namun, kebiasaan buruk yang sering dilakukan adalah buka puasa bersama di restoran junk food.

Makanan junk food, seperti keripik, mie instan, dan makanan lainnya yang kurang bernutrisi tidak boleh digunakan sebagai asupan makanan.

Kita tidak akan memiliki energi yang cukup selama puasa, karena apa yang dimakan tidak menghasilkan apapun untuk tubuh.

Sebaliknya, ketika memakan makanan yang cukup nutrisi, kita akan merasa lebih kenyang, sehingga tidak harus makan dengan porsi yang besar.

2. Berbuka dengan makanan berminyak dan mengandung banyak gula

Makanan yang digoreng mengandung minyak yang tinggi sehingga akan sulit dicerna oleh tubuh, terutama ketika kita memakan makanan tersebut saat pertama berbuka puasa.

Gunakan pemanis alami seperti madu atau gula dari tebu atau makanlah buah-buahan untuk pengganti makanan atau minuman manis. Makanan atau minuman manis akan lebih cepat dicerna, dan hal itu akan membuat lebih cepat merasa lapar.

3. Mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat saat sahur

Karbohidrat akan berubah menjadi gula dan akan bereaksi pada tubuh setelah kita selesai makan. Mengandalkan makanan karbohidrat olahan untuk energi, terutama saat sahur, dapat menyebabkan lonjakan insulin dan kenaikan berat badan, terutama di sekitar hulu hati.

Dr. Ravi Arora, spesialis diabetologis di RS. NMC Abu Dhabi, mengatakan bahwa puasa berkepanjangan dapat menyebabkan keasaman pada lambung.

Kondisi tersebut dapat diperburuk dengan mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat saat berbuka, sehingga akan menyebabkan ketidaknyamanan pada perut dan juga gastritis.

Mengandalkan terlalu banyak karbohidrat saat sahur juga akan menyebabkan kita menginginkan lebih banyak gula dan juga meningkatkan rasa lapar di sore hari sebelum waktunya berbuka.

Jika makan karbohidrat, akan sangat baik untuk mengimbanginya dengan makanan kaya akan protein.

Mengandalkan protein seperti ayam, ikan, udang, daging, dan keju akan membantu menjaga perbandingan otot dan lemak dalam tubuh tetap sehat pada akhir bulan Ramadan, sehingga dapat makan dengan nyaman saat Lebaran.

4. Minum minuman berkafein saat sahur dan buka

Minum teh atau kopi saat sahur akan mengakibatkan hilangnya air (dehidrasi) dan akan cepat menimbulkan rasa lapar. Kafein yang terkandung dalam teh dan kopi dapat menyebabkan sakit kepala.

Orang yang berpuasa harus mengisi tubuhnya dengan air putih saat sahur maupun ketika berbuka untuk mengurangi dehidrasi.

Namun, terlalu banyak minum air juga tidak baik, karena akan mencairkan asam lambung, menyebabkan kembung dan mengganggu pencernaan.

5. Langsung tidur setelah sahur

Langsung tidur setelah makan besar akan menyebabkan berbagai masalah pencernaan, karena tubuh harus bekerja keras mencerna makanan di saat berada dalam mode istirahat.

Bahkan sekadar berbaring di atas kasur atau sofa setelah makan saja bisa memicu gejala maag. Maag disebabkan oleh asam lambung yang berlebihan, yang kemudian naik ke dada, bahkan ke tenggorokan.

Kondisi kesehatan lain, yaitu gastroesophageal reflux disease (GERD) atau yang sering dikenal dengan sebutan gangguan asam lambung, terjadi karena katup antara perut dan kerongkongan tidak tertutup sepenuhnya.

Ini membuat asam lambung dari perut naik ke tenggorokan. Berbaring langsung setelah makan dapat membuat asam lambung semakin parah.

6. Melewatkan sahur

Rashi Chowdhary, ahli gizi, mengatakan bahwa terlepas dari hal-hal yang harus dihindari saat puasa seperti makan gorengan, terlalu banyak gula serta kafein berlebihan, ada satu kebiasaan negatif yang akan sangat memengaruhi tubuh seperti melewatkan waktu sahur.

Bangun untuk sahur dan makan yang cukup akan memberi tubuh energi hingga tengah hari. Melewatkan sahur juga dapat menyebabkan dehidrasi, bau mulut, dan masalah pencernaan.

Makanan yang masuk saat sahur akan membantu tubuh mendapatkan nutrisi selama beberapa jam ke depan.

7. Makan terlalu banyak saat berbuka

Rumah sakit Burjeel di Abu Dhabi menampung sebanyak 50 pasien per hari pada bulan Ramadan, yang rata-rata memiliki gejala diare, muntah-muntah, nyeri perut akut, dan radang perut.

Dr. Magdi Mohamed, spesialis pengobatan darurat di RS. Burjeel menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh makan berlebihan saat berbuka puasa, terutama yang kaya akan karbohidrat.

Ia mengatakan bahwa ketika saatnya berbuka puasa, kita harus memperlakukan perut dengan hati-hati, salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan kecil seperti kurma sebanyak 2-3 buah, beserta segelas air putih.

Sumber kompas.com

Ini Alasan Mengapa Tomat Termasuk Buah dan Sayur

Banyak dari kita sulit  mendeskripsikan tomat. Ada yang menggolongkannya sebagai buah, ada juga yang menggolongkan sebagai sayur.

Faktanya, tomat merupakan buah dan sayur sekaligus.

Kesimpulan ini kita dapat dari arti harfiah buah dan sayur.

Menurut Merriam-Webster, buah didefinisikan sebagai produk tanaman yang mengandung biji dan umumnya dapat dimakan.

Dari definisi tersebut, apa pun yang tumbuh dari tanaman dan mengandung biji seperti apel, mentimun, cabai, labu, alpukat, dan lain sebagainya disebut buah. Tak terkecuali dengan tomat.

Sementara itu, sayuran didefinisikan sebagai bahan pangan yang berasal dari tumbuhan, biasanya memiliki kadar air tinggi.

Sayuran tidak melulu berupa daun. Batang yang masih muda seperti rebung, bonggol umbi, lobak, dan wortel juga termasuk sayuran.

Ada juga sayuran berupa bunga, misalnya kecombrang dan turi. Sayuran berupa biji misalnya buncis dan kacang-kacangan. Sayuran juga bisa berupa buah, misalnya tomat.

"Sebenarnya buah itu tidak harus memiliki rasa manis. Hanya saja, kebanyakan orang mengklasifikasikan buah masam seperti tomat itu sebagai sayuran," kata Merriam-Webster, dilansir  Business Insider, Selasa (29/5/2018).

Sumber kompas.com

Kegunaan lain Tombol Power pada Smartphone

Yosh.. jumpa lagi gaes dengan Tuwan info. Ya disini saya akan mencoba membahas mengenai kegunaan lain dari tombol power yang ada pada smart...